Minggu, 01 Maret 2015

Jujur dan Pahami Passion



Lo pernah gak berfikir betapa pentingnya kejujuran itu. Kejujuran yang gue maksud adalah jujur terhadap diri lo sendiri. Jujur terhadap apa yang lo mau, dan apa yang ingin lo tuju. Sebagai contoh, gue sekarang duduk di bangku SMA kelas 3. Dan gak berapa lama lagi, gue bakalan nentuin arah hidup gue kemana, dalam hal ini gue harus benar – benar memikirkan apa yang akan gue tekuni di dunia perkuliahan nanti. Ada satu masalah besar yang gue alami dan asli buat gue galau tingkat dewa. Gue sama sekali gak tau apa yang harus gue lakuin dan keputusan apa yang harus gue ambil. Gue masih belum tau apa yang bakalan gue ambil di universitas nanti. Ragu – ragu, takut, gengsi, semuanya bercampur aduk. Ragu, di satu pilihan ini gak cocok, takut salah jurusan, dan gengsi jika harus memilih univ yang kurang populer. Nah, setelah gue mencoba browsing, ternyata penyebab penyakit ini adalah karena gue sama sekali belum memahami passion gue, belum memahami minat gue. Awalnya gue kira minat itu sama halnya dengan hobby, ternyata berbeda. Minat adalah sesuatu hal yang menjadi purpose utama kita dan yang menjadi penentu kita akan jadi apa, sedangkan hobby, hal yang kita lakukan di waktu senggang yang bertujuan untuk menghibur. Tapi ada juga orang yang punya hobby sesuai dengan minat mereka. Masih bingung??
Contoh si A suka main gitar,  si A suka belajar fisika, dan berencana akan mengambil jurusan teknik elektro. Menurut kalian, mana yang disebut dengan minat dan mana yang disebut dengan hobby. Gue rasa udah jelas. Karena sesuai defenisinya, si A tadi suka main gitar tapi itu bukanlah tujuan utama dia, artinya dia punya bayangan ke depan yang sesuai dengan kata hatinya. Nah dalam hal inilah kejujuran itu berperan. Di saat lo udah tau sebenarnya apa yang lo mampu dan lo nyaman dengan itu, tapi lo kena penyakit yang disebut dengan GENGSI. Mungkin karena jurusan yang mau lo ambil itu kurang populer, atau nantinya gaji yang lo terima pas kerja mungkin pas- pasan. Come on guys, jangan memaksakan diri. Ini yang jadi masalah besar buat kita, terkhususnya gue yang sekarang sedang mengalami situasi ini. Dan untungnya, orang tua gue ngasih pengarahan di saat yang tepat, sehingga gue bisa kembali ke jalan yang benar *ehh. Mereka bilang gini “orang lain bebas berkomentar, orang lain juga bebas berpendapat, tapi yang lebih mengetahui arah dan prinsip hidup adalah diri sendidri, coba jujur dan renungkan.”
Semenjak kalimat itu keluar dari mulut orang tua gue, gue jadi yakin apapun yang gue pilih harus sesuai dengan hati. Bukan karena gengsi! Bukan karena keinginan orang lain, dan bukan juga karena harapan orang lain! Ini jalan hidup gue, gue yang nentuin dan gue yang arahin kemana. Gue yang pegang kemudi dan gue yang tau jalan mana yang harus dilewati! Semenjak itu gue lupa dengan gengsi, setiap gue pengen ngambil keputusan, gue lupa tentang apa yang akan orang lain bilang. Jujur pada diri sendiri, gue selalu berfikir bahwa kuliah dengan jurusan populer akan mengangkat martabat gue di masyarakat. Ternyata tidak, populer bukanlah patokan untuk menentukan berhasil atau tidaknya masa depan lo semua. Intinya, hal yang paling penting adalah JUJUR. Kalo lo sebenarnya berbakat jadi guru, jangan malu ambil jurusan pendidikan. Kalo lo sebenarnya mampu dalam bidang olahraga, jangan malu ambil pendidikan olah raga, kalo lo sebenarnya ingin buka usaha, lakuin aja. Jangan paksakan diri kuliah, kalo toh gak nyaman dan ujungnya merugikan orang tua. Jujur pada diri lo sendiri, jangan pilkirkan orang bilang apa. Toh mereka juga gak akan tanggung jawab kalo lo merasa gak nyaman dengan pilihan lo nanti, toh mereka juga gak akan mau tau kalo lo gagal di kehidupan lo nanti. Ingat guys, yang tau lo siapa adalah lo sendiri. Kalo lo bisa jujur, dan lo mampu memahami apa yang ada dalam hati lo, gue rasa dengan sendirinya lo mampu memahami passion lo. Dan gak akan ada lagi namanya galau pilih jurusan. Karena ini pengalaman gue, meskipun gue belum menjalani status sebagai mahasiswa, tapi gak ada salahnya gue berbagi tentang apa yang membuat gue bisa yakin dengan pilihan gue nanti.
Oke guys, buat kalian semua yang punya masalah yang sama dengan gue, gak ada salahnya kalian coba ikutin apa yang udah gue jelasin di atas. Karena gimana pun juga, ini lah masa penentuan bagi kita, khususnya seluruh siswa SMA di Indonesia yang sebentar lagi akan menduduki bangku perguruan tinggi. Semoga semua harapan dan cita – cita terkabul, dan doain supaya gue bisa meraih impian dan masa depan yang cerah nantinya. Thank you.. :D

Sabtu, 28 Februari 2015

Apa Itu Kepemimpinan



Kali ini, saya akan membahas tentang kepemimpinan. Niat ini berawal karena adanya sosialisasi untuk siswa SMA yang baru saja saya ikuti tadi pagi. Pembahasannya tentang apa itu LEADERSHIP. Nah menurut penuturan narasumber tadi, leadership  adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya memimpin, dan bagaimana caranya supaya orang melakukan apa yang kita perintahkan. Nah, saya disini bukan bertujuan untuk mengomentari apa yang menjadi pemikiran narasumber. Tapi saya hanya ingin menuliskan apa yang menjadi pemikiran saya tentang leadership ini.
Menurut saya, leadership atau kepemimpinan itu terbagi atas 2 bentuk, yaitu :
1.       Kepemimpinan Otoriter
Otoriter artinya segala sesuatunya harus dilaksanakan sesuai dengan kehendak si pemimpin. Pemimpin menjadi pokok utama dalam hal ini. Namun kepemimpian jenis ini cenderung memaksa dan bersifat memberi tekanan. Singkatnya, kepemimpinan jenis inilah yang bersifat memaksa untuk dituruti dan melakukan apa yang diperintahkan oleh si pemimpin.
2.       Kharisma
Nah, untuk jenis kepemimpinan yang satu ini, cenderung lebih bersahabat dan ringan. Kharisma, ini semacam talenta yang sudah di bawa sejak lahir. Ibu saya pernah berkata, lingkungan bisa membuat kita bersikap menjadi pemimpin yang ditakuti (otoriter) namun seseorang yang punya kharisma, tanpa pengaruh apapun, akan tetap bisa memimpin. Artinya, orang – orang yang punya kharisma dengan sendirinya akan mudah berbaur dengan masyarakat, apa yang dilakukannya akan cepat menjadi pusat perhaitan orang banyak. Oleh karena itu, sifat kepemimpinan jenis ini cenderung mudah bekerja sama, dan terkesan tidak memberi tekanan. Inilah yang disebut dengan talenta tadi, dengan sendirinya ada dalam diri seseorang tanpa adanya pengaruh dari luar.
                Jadi kesimpulannya, jiwa kepemimpinan itu ada yang bisa dipelajari, dan ada yang mengalir dalam diri sendiri sejak lahir. Perbedaan kedua jenis kepemimpinan terletak pada apa dan bagaimana situasinya, otoriter cenderung memaksa dan tegas. Tapi untuk kharisma, tanpa adanya tekanan maupun doktrin – doktrin keras dari pemimpin, tujuan itu tetap bisa tercapai, orang yang kita pimpin akan turut mengikuti apa yang kita perintahkan.
                Jadi leadership atau kepemimpinan itu bukan hanya sekedar ilmu, tapi juga dari dalam diri sendiri. Seseorang bisa belajar  menjadi pemimpin, namun tidak menutup kemungkinan untuk seseorang ditakdirkan menjadi seorang pemimpin. Saya akhiri tulisan ini dengan kalimat yang sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari – hari “Untuk menjadi  pemimpin, terlebih dahulu kita harus bisa dipimpin.”

Senin, 23 Februari 2015

Hanya Merindukanmu.....Itu Saja



                Setiap harinya ketika mentari itu muncul, aku akan kembali termenung di tempat ini bersama beribu kenangan yang terbawa angin menerpa tubuhku. Kemudian aku akan tersenyum menikmati waktu – waktu lalu yang aku rindukan. Dan berlari mengejar itu semua, mengikuti kemana kaki ini melangkah, yang akan berhenti di ujung jalan bersama semua ketidakpastian itu. Pada akhirnya aku hanyalah salah satu dari beribu jiwa yang hidup di bumi ini. Yang belum bisa melangkah pasti hingga akhir. Pada akhirnya aku hanyalah manusia yang memilih untuk melangkah mundur, karena kerasnya terpaan badai saat itu.
                Dalam tahun – tahun itu, di atas batu kerikil yang tajam aku membangun kepercayaan diri ini. Hingga aku sadar, hal itu melukai ku secara perlahan. Ratusan kali aku mencoba hal yang sama, ratusan kali aku berhenti di tempat yang berbeda, ratusan kali pula aku bertemu dengan jiwa – jiwa baru. Semuanya bersama – sama dengan ku. Hingga aku tersadar, sesungguhnya aku belum beranjak dari tempat itu. Sepasang merpati yang sedang berbagi cerita mengingatkan ku akan aku yang dulu. Dan semua cerita tentang mu, hal yang paling aku rindu. Ya, semua kisah tentang mu yang menjadi cita cinta pertamaku.
                Semula bukan aku, dan juga bukan kamu. Kita adalah anda, dan kita adalah saya. Kemudian kita bermain – main dengan waktu. Usia belia, dimana kita mencoba keluar dari kebiasaan lama yang jenuh. Kemudian kita bermimpi terbang ke angkasa bergandeng tangan dengan sayap yang kita punya. Dengan pasti kamu membawaku melihat semua dari jauh, dan memberiku kehangatan saat itu. Lalu kita bernyanyi diiringi melodi surga yang turun terkhusus untuk bunga cinta yang sedang mekar. Kamu memamerkan keindahan senyummu sebagai karya agung sang pencipta yang menemaniku saat ini.
                Waktu terlalu cepat berotasi, hingga kita menjadi kumbang dan bunga pagi. Namun, di waktu itu aku melihat senyum itu perlahan pudar. Seakan kita sedang menanti musim gugur dalam alam yang bersenandung pedih. Aku terlalu takut untuk meraihmu kembali, aku hanya punya satu sayap disaat kau butuh untuk terbang lagi. Aku tak mampu membawamu seperti halnya kamu menggandengku ke atas sana. Semakin lama, semakin redup. Hingga aku tak lagi melihat mu bercahaya seperti halnya kamu yang menjadi bintang di langit malam ku. Saat dimana aku harus membawa karya surga itu kembali. Aku mencari dan terus mencari, hingga aku tahu kamu ingin sesuatu yang tak pernah terpikirkan olehku.
                Aku terlalu dingin untuk menghangatkan mu, dan terlalu bodoh untuk berdalih saat itu. Hingga aku tak tahu apa yang kita lalui bersama menjadi satu petunjuk untuk mu yang kini mulai memahami isi hatimu. Mungkin tidak dengan ku yang terlalu lamban untuk itu. Hingga akhirnya aku berlari jauh dan meninggalkan jejak tersirat di hatimu. Selama itu aku diam di persimpangan yang kelam. Kamu tak lagi mencariku, tak lagi membawaku terbang seperti dulu, aku tahu sayapmu tak mampu terbang tanpa yang lainnya. Hingga kamu pergi dan menutup goresan itu dengan cinta sang kupu – kupu pelangi di siang hari.
                Sejak itu, kamu tak lagi menjadi bintang, kamu sudah jatuh menimpa bola dunia yang berputar ini, terbakar atmosfir dan habis diperjalanan mu yang hampa. Seperti halnya aku yang kini menjadi semak duri dalam pahitnya kata yang aku bawa sendiri, dengan angin yang selalu membawa kenangan ini. Berita dari jauh yang membuatku terus bertahan, walau aku hanya sekedar tahu, karya surga itu masih tetap bersinar. Bukan lagi dalam langit malam dan bunga pagi, seperti saat bertemankan cerita lama dari dalam hatiku yang masih menunggu.

Senin, 20 Januari 2014

helo... sobat blogger..
Lama udah ngk ngepos. Maklum masih pemula. :D
kali ini aku mau ngepos tentang seorang dancer yang unyu dari Filipina.. RANZ KYLE!!!!!!!!!!
Dia salah satu personil dancer dari grup dancer Chicser!
Cowok yang lahir tanggal 6 Mei 1997 ini (seumuran :D) bukan cuma bisa ngedance loh.. dia juga bisa nyanyi, acting, dll. Hobby nya foto - foto! haha.. sedikit alay sih, tapi kalo kalian semua lihat foto nya, guantenggg!!! manis... dan the best lah buat dia.

ini sebagian foto dari Ranz...







cute...!!!



 love you so muchh!! <3


Sabtu, 07 Desember 2013

Sunshine Becomes You



Kali ini saya akan share tentang resensi novel yang baru saya buat kemarin. Berhubung ada tugas untuk meresensi novel, tapi sayang kalau hanya disimpan sebagai dokumen semata. Jadi saya memutuskan untuk membagikannya di sini. Selamat membaca !





Judul                          : Sushine Becomes You
Penulis                        : Ilana Tan
Ilustrasi dan desain cover         : Yustisea Satyalim
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku                  : 432 halaman
Cetakan Pertama         : Januari 2012
Cetakan Keenam          : November 2012
ISBN                         : 978-979-22-7815-2
Harga                         : 65.000


“Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kaupercayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku.” 

Sinopsis :

Awalnya Alex Hirano lebih memilih jauh-jauh dari gadis itu—malaikat kegelapannya yang sudah membuatnya cacat.
Kemudian Mia Clark tertawa dan Alex bertanya-tanya bagaimana ia dulu bisa berpikir gadis yang memiliki tawa secerah matahari itu adalah malaikat kegelapannya. 
Awalnya mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan dingin itu membuat Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum dan jantung Mia yang malang melonjak dan berdebar begitu keras sampai Mia takut Alex bisa mendengarnya.
        Cerita yang diangkat dalam novel ini memang hanya berupa alur yang sederhana, tapi bisa membawa pembaca terbuai dengan manis dan pahitnya kisah Alex dan Mia Clark. Sifat - sifat dari tokoh di novel ini dapat tergambar dari dunia karir mereka masing-masing. Alex yang jago dalam instrumen musik,  cenderung pendiam dan tertutup. Sementara Mia yang jago dalam hal menari, terlihat lebih aktif. 
         Konflik dalam cerita ini seakan - akan membuat hati pembaca ikut tenggelam dalam emosi yang dibuat si penulis dalam cerita. Sayang nya, pada saat membaca novel ini, dari awal hingga pertengahan kita sudah bisa menyimpulkan bagaimana nanti akhir ceritanya, tapi apabila kita mengikuti sampai selesai dijamin bakalan nangis. 
            Sebelumnya penulis Ilana Tan juga sempat menulis novel 4 musim yang genre ceritanya hampir sama dengan novel ini. Hanya saja, jika kita membaca novel 4 musim terlebih dahulu, mungkin novel Sunshine Becomes You ini tidak terlalu menyentuh, tapi jika membaca dari novel ini terlebih dahulu, mungkin akan berkebalikan dengan yang awal. Tapi tetap saja, novel ini menjadi kesukaan saya semenjak saya membacanya. 
          Novel ini patut menjadi salah satu tambahan koleksi novel anda bagi para pecinta novel. yup... dan tulisan ini akan saya akhiri dengan kutipan kalimat  yang menjadi favorite saya dalam novel ini, terima kasih. Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak .. alias komentar yang membangun :D

"Aku tidak tahu kenapa kau bisa jatuh cinta pada orang sepertiku, tapi... terima kasih karena telah mencintaiku,"

"... kau tidak membutuhkan alasan untuk mencintai seseorang. Karena cinta terjadi begitu saja. Kau tidak bisa memaksakan diri mencintai seseorang, sama seperti kau tidak bisa memaksakan diri membenci orang yang kau cintai."